KM. Serambi_Brangrea – Semangat belajar anak-anak kampung
ternyata tidak kalah dengan anak-anak di kota
besar yang memiliki banyak fasilitas dan kemudahan dalam mengakses segala
sesuatu. Ini terbukti dengan semangat belajar remaja Brang Rea yang
memanfaatkan waktu sorenya untuk mencoba hal-hal baru menurut mereka. Dibawah
bimbingan Sri Handayani salah seorang pengajar di SMPN 1 Brang Rea kegiatan
Karya Ilmiah ini bisa dilaksanakan dengan baik.
Melihat berbagai potensi dan permasalahan yang ada di
sekelilingnya membuat siswa merasa tergerak untuk mencoba mencari solusi dan
pemecahan dari pemasalahan tersebut atau paling tidak mengurangi dampak dari
permasalahan yang ada. Seperti yang terjadi di SMPN 1 Brang rea yang mana bangunan
sekolahnya dihinggapi dan dijadikan sarang oleh kelelawar yang berjumlah ribuan
ekor. Tentunya hal ini membuat warga sekolah menjadi tertanggu dengan bau
kotoran yang terserak. Berbagai upaya pengusiran seperti penyemprotan
insektisida, renovasi atap, bahkan dengan meletakkan harum-haruman disarangnya
dengan harapan mereka menjadi tidak betah akan tetapi tidak mempan juga. Hal
ini membuat warga sekolah menjadi patah semangat, akan tetapi disisi lain
ternyata ada sebagian siswa yang mencoba mengambil manfaat dari hal ini yaitu
dengan mencoba mengolah kotoran kelelawar menjadi hal yang bermanfaat seperti
pupuk. Dengan melakukan berbagai proses seperti penambahan sekam padi, dedak,
dan berbagai bahan lainnya ternyata kotoran kelelawar ini bisa menjadi pupuk
yang baik untuk tanaman.
Tidak hanya itu saja remaja Brang rea yang tergolong kedalam
kelompok Karya Ilmiah Remaja SMPN 1 Brang rea melakukan berbagai macam
percobaan dengan bantuan informasi dari “mbah
goggle” tentunya. Minimal satu kali sepekan anggota kelompok ini bertemu
dan membahas rencana penelitian yang akan dilakukan. Seperti ditemui kemarin
selasa (7/5) Haeruman, Wahyudi, Firman, Gita, Ismi, dan Nova di rumah
pembimbingnya terlihat mereka sedang asik membuat percobaan. Mereka membuat bahan
pengusir rayap dari bahan-bahan yang ada disekitar seperti putung rokok yang
dicampurkan garam, campuran daun pepaya dengan daun sirih yang kemudian
dibiarkan terendam dalam air untuk beberapa hari berdasarkan prinsip ekstraksi.
Selanjutnya bahan yang sudah jadi akan digunakan dengan cara menyemprotkan
ketempat dimana rayap bersarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar