Danau lebo’ yang berada di kecamatan seteluk memiliki luas ratusan hektar merupakan salah satu potensi mata pencaharian penduduk khususnya nelayan tangkap. Ikan nila, belut merupakan jenis ikan yang banyak teradapat di danau lebo’, selain itu nelayan juga terkadang mengambil siput dan buah tonyong yang kemudian dijual di sepanjang jalan lintas meraran taliwang sebagai tambahan penghasilan.
Rasa tonyong yang agak sedikit pahit ternyata memberikan sensasi tersendiri bagi para penikmatnya. Seperti penuturan Hendra warga Tapir yang mengungkapkan bahwa rasa seperti kacang dan agak sedikit memiliki sensasi tersendiri. Selanjutnya Indermawan warga air suning menambahkan bahwa panganan berbahan baku tonyong ini termasuk unik dan langka selain sangat sulit diperoleh karena harus menelusuri luasnya danau lebo’ tanaman ini juga tidak setiap waktu menghasilkan buah. Apalagi pada musim penghujan seperti sekarang ini membuat debit air menjadi lebih besar menyebabkan banyak tanaman yang tenggelam dan rusak.
Seorang penjual tonyong yang berjualan di pinggir jalan lintas mereran taliwang menuturkan bahwa saat ini tonyong bisa dikatakan sangat langka, biasanya jika sedang musim berbuah saya menjual Rp.5000,- tiap takar (mangkuk kecil.red) dan sehari bisa menjual sampai dengan 5 atau 6 takar. Lumayan untuk menambah penghasilan selain tangkapan ikan. Akan tetapi saat sekarang ini kami sangat kesulitan untuk mendapatkannya bahkan tidak ada untuk dijual.
Selain dimakan mentah tonyong biasanya diolah dengan menjadikannya sambal tonyong dengan bumbu seperti garam, terasi, cabai, bawang, tomat, jeruk dan bumbu lainnya sehingga memberikan cita rasa yang luar biasa. Apalagi disajikan dengan nasi hangat dan bumbu yang agak pedas akan memberikan cita rasa lebih. Tidak ada salahnya jika berkunjung ke Sumbawa Barat untuk menyempatkan diri merasakan sensasi nikmatnyaa sambal tonyong. (c_benk VH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar