KM. Serambi_Brangrea – Hari minggu yang lalu (20/10) saat kami
berkunjung ke rumah salah seorang warga di Brang rea, kami disuguhkan dengan
panganan yang biasa disebut dengan Tepung Tai Bdes (Tai Kambing) karena
bentuknya yang menyerupai kotoran kambing. Ternyata rasanya sungguh nikmat baik
disantap ketika hangat ataupun sudah dingin.
Di tempat lain semisal di daerah Lombok tepung tai bdes ini
lebih dikenal dengan Jaje Tolang Nangke karena bentuknya bulat memang juga menyerupai biji nangka. Rasa yang
agak manis karena berbahan baku Gula merah sangat tepat jika disantap pada
siang hari. Saat ini Tepung Tai Bdes sudah jarang bisa didapatkan, hal ini
mungkin dikarenakan sudah banyaknya jajanan instan atau jajanan kemasan yang
mudah serta praktis didapatkan. Akan tetapi sebagai salah satu warisan nenek
moyang berupa jajanan tradisional perlu terus dilestarikan. Selain itu panganan
yang dibuat sendiri dengan bahan baku yang masih tergolong alami seperti tepung
beras, gula merah, dan daun pandan sebagai pewangi menjadikan panganan ini
lebih sehat dibandingkan dengan panganan kemasan yang sudah menggunakan bahan
kimia serta bahan pengawet.
Saat kami masih kecil dulu sangat beranekaragam
jenis panganan yang dibuat oleh nenek-nenek kami, diantaranya kue cucur,
palopo, kolak pona, me bongka, kleok dan masih banyak lagi. Namun saat ini
ternyata generasi muda sudah banyak yang beralih kepada kue-kue modern dengan
aneka jenis. Jika ditanyakan kepada ibu-ibu zaman sekarang ternyata banyak yang
tidak bisa membuat bahkan tidak tahu jajanan yang merupakan ciri khas
daerahnya. Hanya sebagian orang saja bahkan boleh dibilang orang-orang sudah
lanjut usia saja yang masih bisa membuat aneka jenis jajanan tradisional. Akankah
kita biarkan begitu saja kuliner warisan budaya kita tergerus oleh aneka
panganan modern? Kalau bukan kita siapa lagi yang akan mempertahankannya, kalau
tidak sekarang maka kapan lagi? (Tu_ti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar