KM.
Serambi_Brangrea- Saya bukan anak kecil, saya gak mau permen!!!! Kembalinya
pake uang dung!!!!’’ cetus Syafruddin salah seorang pembeli di sebuah
supermarket dengan ekepresi agak kesal. Setelah ditelisik ternyata pembeli tadi
sudah bosan dengan kebiasaan transaksi niaga yang sering sekali memberi uang
kembali dalam bentuk permen.
Tidak
bisa dipungkiri bahwa masalah ini bermula dari langkanya uang pecahan Rp.1000,-
yang beredar dalam masyarakat. Jika kondisi ini terus terjadi maka tidak
menutup kemungkinan seperti cerita yang disampaikan Abu Macel beberapa waktu
lalu bahwa orang-orang akan bisa melakukan transaksi menggunakan permen sebagai
pengganti uang.
Setelah
merujuk informasi dari media online
ternyata diketahui bahwa masalah permen sebagai pengganti uang kembali akibat
langkanya uang pecahan Rp.1000,- juga terjadi di tempat lain dan bukan hanya di
Sumbawa Barat saja. Cerita tetang langkanya uang pecahan Rp.1000,- bermula ketika
ayah dari Rossie aktifis websites kaskus hendak menukarkan uangnya ke bentuk
pecahan Rp.1000,- di Bank Indonesia. Ternyata Teller di Bank tersebut
menyatakan bahwa uang pecahan Rp.1000,- tidak dicetak lagi.
Wah
jika ini terjadi bisa saja jajanan yang dulunya harga seribu akan menjadi dua
ribu. Namun hal ini sepertinya tidak menyelesaikan masalah, bagaimana jika
konsumen berbelanja senilai Rp.2000,- menggunakan uang pecahan Rp.5000,-. Mau tidak
mau pasti dibutuhkan juga pecahan Rp.1000,- untuk uang kembali. Oleh karenanya
masalah kebutuhan masyarakat akan uang pecahan Rp.1000,- tidak bisa dihindari.
Hal
yang sama juga dialami oleh secretariat kampung media Serambi Brangrea dalam
proses niaga dan kegiatan ekonomi kreatifnya seperti pejualan pulsa, print,
internet dan sebagainya. Tidak jarang konsumen juga terlihat agak kesal ketika
harus menerima uang kembali dengan permen. Namun mau tidak mau hal ini harus
dilakukan dikarenakan tidak ada pilihan lain sebagai pengganti. Mau dipaksanakan
bagaimanapun pecahan uang Rp.1000,- sangat langka didapatkan.
Alternative
yang ditempuh untuk memperjelas akad jual beli adalah dengan meminta keikhlasan
konsumen terlebih dahulu agar uang kembali senilai Rp.1000,- ditukarkan dengan
permen. Akan tetapi apakah hal ini akan terus saja dilakukan, bisa-bisa
nantinya pembeli datang membeli pulsa atau transaksi lainnya tidak membawa uang
namun menggunakan permen yang selama ini digunakan sebagai uang kembali.
Kepada pihak terkait yang berkepentingan dengan
masalah ini agar segera mencari solusi yaitu dengan menambah kembali peredaran
uang pecahan Rp.1000,- dalam masyarakat. Mungkin bagi sebagian orang uang
Rp.1000,- tidak ada artinya namun bagi sebagian lainnya bisa saja menjadi nominal
uang yang sangat berharga. (©_benk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar