KM.
Serambi_Brangrea; Setiap kali datang musim panen pasti akan diikuti oleh datangnya
sekelompok orang yang berasal dari luar kecamatan Brang rea untuk beradu nasib
sebagai tenaga lepas di sawah-sawah penduduk. Kedatangan kaum urban ini sudah
berlangsung bertahun-tahun dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarganya.
Kecamatan
Brang Rea Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sendiri memang dikenal sebagai daerah
penghasil padi terbesar. Hal ini dikarenakan factor geografis dengan system
pengairan yang sangat baik membuat pertanian masyarakat dapat berjalan dengan sangat
baik.
Baiknya
system irigasi dan pengairan di Kecamatan Brang rea mulai dari desa Lamuntet,
Bangkat Monteh, Moteng, Tepas, Sepakat, Desaberu, hingga Sapugara, Bree menyebabkan
masa pertanian masyarakat bisa dilakukan tiga kali dalam setahun artinya kaum
urban yang kebanyakan dari kabupaten Bima dan pulau Lombok akan memadati
kawasan pertanian warga tiga kali dalam setahun. Biasanya kaum urban atau
masyarakat pendatang ini akan membuat tenda atau tempat tinggal sementara di sejumlah
tempat secara berkelompok. Tanah-tanah kosong milik warga atau disepanjang
bantaran sungai Brang rea tidak luput menjadi lokasi tinggal warga ini seperti
terlihat di bantaran sungai di depan Polsek Brang rea.
Inaq
Su salah seorang pendatang dari Lombok mengutarakan bahwa pertanian yang baik
di Kecamatan Brang rea menjadi berkah tersendiri bagi kami. Tiap kali musim panen
kami pasti akan mendatangai seluruh desa yang ada di Brang rea disertai dengan
semua peralatan dan anggota keluarga imbuhnya.
Kaum
urban yang datang secara berkelompok biasanya membagi diri pada wilayah kerja
masing-masing. Setiap kelompok beranggotakan 3 sampai 4 kepala keluarga. Mereka
akan bekerja mulai dari subuh hingga menjelang sore hari seperti memotong
batang padi, merontokkan buah sampai dengan proses packing kedalam karung.
System
pembagian yang cukup menguntungkan yaitu 10:4 artinya setiap 10 bagian pemilik
sawah maka pekerja akan mendapat 4 bagian menyebabkan pekerja sangat diuntungkan.
Jika dibandingan dengan daerah yang hanya mendapatkan hasil 10:2 sehingga bekerja
di Brangrea lebih menggiurkan.
Dalam
sehari kelompok pekerja bisa mendapatkan 3 sampai 4 kuintal gabah dengan harga
jual 340rb/kuintal. Jadi kurang lebih Rp. 1.360.000,- bisa mereka bawa pulang
dan jika di bagi kedalam masing-masing kepala keluarga maka satu kepala
keluarga bisa membawa pulang bersih uang sebesar 250 rb s/d 300 rb setelah
dipotong biaya operasional seperti membeli bensin untuk mesin perontok.
Selain
membantu petani pada proses panen akibat minimnya tenaga local maka kedatangan
kaum urban juga memberikan dampak pada baiknya perputaran roda perekonomian di
Brangrea seperti larisnya kios-kios kecil pedagang sembako, warung makan,
bahkan konter-konter penjual pulsa ikut kebanjiran pelanggan.
Namun
ada satu sisi lain yang cukup memprihatinkan dari kedatangan kaum urban ini
yaitu dengan menyertakan seluruh anggota keluarga, berarti yang menjadi korban
adalah anak-anak mereka yang masih berada diusia sekolah. Mau tidak mau mereka
harus mengikutsertakan anak-anak mereka dikarenakan seluruh anggota keluarga
yang lain turut serta mengadu nasib di negeri orang. Mereka mungkin tidak
terlalu menyadari hal ini dikarenakan tuntutan ekonomi yang tidak bisa ditunda.
Kendati demikian ada juga pendatang yang menitipkan anak-anak mereka kepada
keluarga dikampung halaman agar mereka tidak ketinggalan pelajaran di sekolah. Seperti
diungkapkan ibu Ida bahwa ia terpaksa menitipkan anaknya pada pamannya di
kampung halaman agar ia tetap bisa bersekolah karena upaya kerja keras kami
datang jauh-jauh ke Brang Rea menempuh 10 jam perjalanan adalah untuk masa
depan mereka juga.
Semoga saja pertanian di Brang rea tetap bisa
berjalanan dengan baik karena bukan hanya warga Sumbawa Barat atau warga Brang
Rea saja yang menikmati manfaatnya bahkan warga luar Sumbawa barat pun ikut
menikmati. (c_benk VH)
dari kemarin belum mau coba ganti template yang lebih keren dan seo min :) hehehehe . . . .
BalasHapusartikel yang menarik min :)
BalasHapusartikel nya bagus ni :)
BalasHapus