KM.
Serambi_Brangrea; Mitos ataukah benar bahwa kebiasaan Mamaq bisa menguatkan gigi. Mamaq dalam bahasa samawa berarti
mengunyah aneka rempah seperti daun sirih alias eta, gambir, lane alias kapur,
tidak lupa pula potongan buah pinangnya. Bahan ini dikunyah dalam waktu
bersamaan yang kemudian akan mengeluarkan zat-zat tertentu yang diyakini
masyarakat bisa menguatkan gigi.
Dalam
kebiasaan Mamaq ada beberapa komponen utama yang istilahnya sudah asing bagi
kebanyakan generasi muda seperti Pebuaq, Pekusut/panusit, dan Pejulaq. Hal ini
dikarenakan sudah jarang sekali warga yang melakukan aktifitas Mamaq. Di daerah
lain mamaq juga dikenal dengan menyirih atau makan dauh sirih, tentunya
aktifitas seperti ini juga hanya masih dilakukan oleh masyarakat yang tinggal
di pedesaan atau pedalaman.
Papin
Ija (85 thn) dan Papin Sarah (90 th) adalah Desa Belo Jereweh warga yang masih
mempertahankan tradisi mamaq yang sudah dilakukan turun temurun. Namun generasi
setelahnya atau anak-anak dari nenek ini tidak ada lagi yang mengikuti
kebiasaan mamaq ini. Orang yang melakukan kebiasaan mamaq biasanya disebut Ape
Mamaq (Ape = nenek) karena hanya kalangan sepuh alias nenek-nenek saja yang
masih melakukannya.
Mamaq
biasanya dilakukan disela waktu senggang ataupun sembari melakukan aktifitas
ringan lainnya. Jika kaum pria memiliki kebiasaan merokok menggunakan rokok
jontal (berbahan daun lontar) setelah makan maka bagi kaum perempuan juga biasanya
melakukan tradisi mamaq.
Kembali
lagi ke bahan-bahan yang digunakan ketika mamaq seperti eta, gambir, lane dan
buaq sekarang ini sudah sangat sulit dijumpai. Dulu Sumbawa bisa dikatakan
pedesaan yang banyak menghasilkan buah dari tanaman pinang alias buaq akan
tetapi sekarang ini buaq harus dibawa dari Lombok. Kemudian kualitas gambir
sebagai bahan lainnya juga sudah tidak sebaik kualitas dulu sehingga rasa
dimulut juga tidak maksimal ungkap Papin Ija.
Selanjutnya
ada istilah Pebuaq, pekusut/panusit dan Pejulaq. Pebuaq sendiri adalah wadah
untuk menyimpan bahan-bahan mamaq yang terbuat dari anyaman daun lontar
berbentuk kotak berukuran 15x10x10 cm yang dibuka dari bagian atas. Sedangkan
istilah pejulaq sendiri adalah wadah untuk menampung air ataupun cairan
berwarna merah pekat yang dihasilkan ketika bahan-bahan tersebut dikunyah
berbentuk seperti vas bunga yang terbuat dari tanah liat atau logam. Sangat
terasa sekali aroma gambir dan daun sirih jikalau kita berada didekat pejulaq
ataupun orang yang sedang mamaq. Kemudian panusit/pekusut adalah tembakau yang
digumpalkan kemudian digunakan untuk membersihkan sela-sela gigi dari
bahan-bahan yang dikunyah.
Selama
ini memang sangat diyakini oleh masyarakat bahwa daun sirih memiliki banyak
manfaat. Tidak hanya dimanfaatkan secara tradisional, daun sirih juga sudah
banyak diolah secara modern sebagai bahan obat-obatan herbal. Satu diantara
manfaat daun sirih tersebut adalah mampu mengobati gigi dan gusi yang bengkak.
Belum lagi lane alias kapur yang sudah pasti banyak mengandung kalsium juga
sangat diyakini mampu membantu menjaga kesehatan gigi.
Mau coba? siap-siap saja merasakan sensasi pedas
dan rasa pengah ketika mengunyah bahan-bahan tesebut. Akan tetapi jika sudah
mencoba bersiaplah untuk ketagihan. Mudah-mudahan saja tradisi mamaq tetap bisa
dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya tau samawa. (c_benk VH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar