KM. Serambi_Brangrea – Wabah Wereng Cokelat atau Tongro yang melanda pertanian Kecamatan
Brang Rea mulai dari Desaberu, Tepas, Sepakat telah menyedot perhatian
Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat. Wabah ini membuat panen raya musim
tanam kali tidak memberikan hasil yang maksimal atau hasil panen turun drastis.
Wabah yang disebabkan oleh virus ini harus dibasmi sampai ke akar-akarnya
dengan melakukan semprot massal kepada 325 Hektare lahan sawah yang tersebar
pada tiga desa tersebut.
Pemerintah daerah melalui Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Brang Rea telah melakukan koordinasi dengan
satuan terkait mulai dari Camat sampai dengan kepala desa untuk mengadakan
sosialisasi tentang penanganan wabah yang sedang melanda. Rapat koordinasi
telah dilakukan di beberapa tempat yang mana kali pertama (Rabu/3/4) dilakukan
di Kantor Camat Brang Rea yang dihadiri oleh Sekda Kabupaten sumbawa Barat Ir.
Musyafirin, MM., Penyeluh Pertanian, Perangkat Desa, serta Perwakilan Petani.
Kemudian sosialisasi berikutnya dilakukan pada hari jumat (4/4) bertempat di
Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Brang Rea tentang
program penyemprotan gratis di seluruh wilayah yang terkena Tongro.
Sesuai materi sosialasi tentang Tongro diketahui bahwa wabah ini disebabkan oleh virus yang
menyebar dari sawah yang satu ke sawah yang lainnya. Selain itu pola tanam
monoton dengan satu jenis tanaman sepanjang tahun membuat perkembangan virus
ini tidak terkendali. Oleh karena itu pola penyebarannya harus dihentikan
dengan memutus mata rantai perkembangbiakannnya. Tanaman yang terinfeksi dengan
virus ini ditandai dengan berubahnya warna padi menjadi kecoklatan dan
lama-kelamaan akan mati. Selanjutnya bila terinfeksi pada padi yang baru akan
berbuah makan buah tanaman padi tersebut akan kosong atau Gombas. Hal inilah yang menyebabkan petani mengalami gagal panen.
Pemutusan mata rantai dari penyebaran virus ini dapat
dilakukan dengan pola penyemprotan insektisida serentak di seluruh wilayah
persawahan yang terinfeksi. Selanjutnya dalam waktu satu pekan harus dilakukan
pembajakan tandas Lalu Agus Adnan staf penyuluh pertanian Kecamatan Brang Brea.
Dengan melakukan penyemprotan secara serentak maka virus tidak akan ada
kesempatan untuk berpindah ke lokasi lain, kalaupun bisa berpindah maka virus
tersebut tidak akan bisa berkembangbiak akibat insektisida yang telah menjadikannya
mandul.
Selanjutnya
Kepala Desa Desaberu melalui Sekretaris Desa Agus Sudono menghimbau kepada
warga untuk secara serentak melaksanakan kegiatan ini. Pemerintah telah
menggulirkan bantuan berupa Handtractor, Insektisida jenis Amabas 500 FE,
bahkan sampai dengan biaya operasional pembajakan lahan telah disubsidi oleh
pemerintah daerah. Selanjutnya di setiap wilayah seperti desaberu, tepas,
sepakat telah ditempatkan masing-masing sepuluh orang tenaga teknis untuk
membantu petani. Bahkan untuk musim tanam berikutnya telah disiapkan pula bibit
secara gratis dengan alokasi 25 kg untuk setiap hektare lahan. (c_benk VH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar