KM. Serambi_Brangrea – Jika di Madura terkenal dengan
karapan sapinya maka di Sumbawa juga terkenal dengan Berapan Kebo’nya. Kegiatan
yang menjadi tradisi tau samawa (orang
sumbawa) ini merupakan budaya yang harus dilestarikan. Oleh karena itu
berapan Kebo’ di beberapa tempat di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat paling
tidak dilaksanakan dua kali dalam satu bulan. Untuk kali ini panitia berapan
kebo’ desa Desaberu Kecamatan Brang rea yang mendapat giliran untuk melaksanakannya.
Akan tetapi selain dimaksudkan untuk melestarikan budaya asli samawa, barapan
kebo’ ini juga dimanfaatkan untuk menggalang dana sosial kegiatan
kemasyarakatan dan keagamaan.
Hari ini minggu (21/4) bertempat di Lang Desa Desaberu
Barapan Kebo’ dilaksanakan. Kurang lebih 160 pasang ekor kebo’ yang berasal
dari Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa sengaja datang untuk beradu
ketangkasan. Dukungan dari pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan semacam
ini sangatlah besar. Tidak kurang dari 20 juta rupiah pada setiap event
digelontorkan kepada panitia sebagai dana stimulus. Hal ini dimaksudkan agar
semangat masyarakat khususnya panitia untuk menyelenggarakan kegiatan ini bisa
ditingkatkan. Selanjutnya anggota DPRD Kabupaten Sumbawa Barat Dinata Putrawan,
ST dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan ini harus terus digalakkan
agar dimasa-masa mendatang barapan kebo tidak hanya tinggal cerita. Mengapa tidak,
jika kita melihat generasi sekarang ini tidaklah banyak yang menggemari
kegiatan tradisional termasuk barapan kebo’. Mereka lebih banyak disibukkan
dengan kegiatan modern seperti footsal atau facebook tambahnya.
Kegiatan yang dimulai pada pukul 11.00 siang tadi diawali
oleh penampilan kepala desa Desaberu Safanulhakim. Namun sebelum karapan
dimulai kebo’ diharuskan dulu melakukan ritual mengitari saka’ (titik tuju di garis
finish). Atraksi yang cukup menghibur dari Kades desa Desaberu diberikan bagi
para penonton walaupun tidak berhasil mengenai saka’, barulah giliran
selanjutnya diikuti oleh peserta dari berbagai wilayah seperti maluk, sekongkang,
brang ene, mapin, bahkan dari trano kecamatan empang tidak mau ketinggalan. Kebo’
yang uji ketangkasan ini juga memiliki nama panggilan yang unik seperti uang
kertas, apel mira, tembak langsung, bintang seni, pesawat, mimpi manis, calon
haji dan masih banyak lagi.
Sedangkan untuk pembagian kelas dibagi menjadi delapan kelas
tergantung pada usia dan ukuran fisik kebo’ jelas Sukardi Malik, SH panitia
penyelenggara. Kemudian untuk hadiah sendiri terdiri atas empat ekor kuda dan
empat ekor kambing ditambah dengan hadiah hiburan berupa sarung, seprai, dan
tropi. Biaya operasional penyelenggaran termasuk hadiah tadi berasal dari
stimulus yang diberikan pemerintah daerah Kabupaten Sumbawa Barat, sedangkan
uang yang terkumpul dari hasil pendaftaran peserta yang besarnya
Rp.100.000,-/pasang kebo’ seluruhnya akan diinfakkan untuk pembangunan masjid
desa Desaberu.
Kemudian
disela pelaksanaan kegiatan disampaikan undangan kepada seluruh peserta yang
hadir di tempat tersebut bahwa pada hari minggu tanggal 28 April akan
diselenggarakan kegiatan serupa di Desa Lekong kecamatan Alas Barat. Diharapkan
kepada seluruh peserta untuk bisa turut berpartisipasi dan memeriahkan kegiatan
tersebut agar upaya pelestarian budaya samawa ini bisa terlaksana secara
menyeluruh di seluruh tana samawa. (c_benk VH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar