KM. Serambi_Brang Rea – Siapa yang tidak bangga melihat anak
didiknya mampu bersaing dan menjadi juara di pentas Olimpiade Sains Nasional
(OSN). Menjadi anak kampung ternyata tidak menghalangi peluang seseorang untuk
menjadi yang terbaik. Fatimah azzahrah dan Hera membuktikan itu semua, beberapa
waktu lalu mereka berhasil menjadi juara pertama OSN tingkat kecamatan Alas
Barat sekaligus menjadi peserta OSN tingkat Kabupaten diwaktu mendatang.
Suseno Pembina OSN mata
pelajaran IPA SDN 1 Labuan Mapin mengutarakan bahwa ia sangat bersyukur akan
kerja kerasnya selama ini karena Fatimah yang masih duduk di bangku kelas 5
siswa binaannya berhasil meraih juara pertama pada mata pelajaran IPA. Bukan hanya itu saja Istrinya Nurhasanah
Pembina mata pelajaran Matematika SDN 2 Mapin Kebak tidak mau ketinggalan. Siswanya
yang masih duduk di kelas 5 juga berhasil meraih juara Ketiga untuk mata
pelajaran Matematika. Bahkan Bapak mertuanya M. Nur Mastar Pembina matematika SDN 1 Mapin Kebak tidak
mau kalah. Siswanya atas nama Hera kelas 4 juga berhasil meraih juara Pertama
dan kedua mata pelajaran Matematika. Sehingga dapat dikatakan bahwa semua mata
pelajaran yang diujiankan berhasil diraih oleh siswa binaan dari satu keluarga
ini.
Sungguh hal yang luar biasa bahkan tiada duanya bahwa dalam satu
keluarga yang terdiri atas Bapak, Anak, dan Menantu mampu bersaing secara sehat
dalam rangka mencetak juara-juara olimpiade. Di Kabupaten Sumbawa sendiri nama-nama tersebut sudah tidak asing
lagi, hal ini dikarenakan selain menjadi juara di tingkat Kecamatan, siswa
binaannya juga mampu menjadi juara di tingkat Kabupaten, Provinsi bahkan
tingkat Nasional. Tahun lalu Pak Nur sapaan akrabnya telah mampu membawa
siswanya menjadi juara OSN tingkat nasional. Sungguh prestasi yang sangat
membanggakan bagi sekolah yang berada di pelosok.
Adapun tips dan trik dalam melakukan pembinaan adalah ketika
melakukan proses seleksi maka harus dilakukan dengan baik. Biasanya calon
peserta sudah dibina sejak kelas 3 sekolah dasar, bahkan pengkaderan bakal
calon sudah mulai dipilah sejak kelas 1. Dalam melakukan pembinaan sendiri Pembina
sangat dituntut untuk serius dan bersabar selama membimbing. Namun yang tidak
kalah pentingnya adalah keikhlasan dalam memberikan bimbingan juga hal utama.
Pak Seno panggilannya di sekolah mengungkapkan bahwa rasa ikhlas dalam
membimbing siswa merupakan hal yang mutlak. Hal ini merupakan pelajaran penting
yang saya dapatkan dari Bapak Mertua saya M. Nur yang sudah terlebih dahulu
sukses dalam memberikan bimbingan. Jika sebelumnya saya melakukan bimbingan
masih setengah hati hanya karena memenuhi kewajiban sebagai Pembina maka hasil
yang saya dapatkan juga tidak begitu maksimal. Namun setelah dilandaskan dengan
penuh keikhlasan dan secara totalitas membangkitkan jiwa seorang guru dalam diri maka barulah jiwa siswa
yang dibina akan terpaut dengan pembimbing sehingga memudahkan siswa dalam
menerima pelajaran yang disampaikan.
Selain itu
hal yang menjadi momok bagi siswa yang
berasal dari pedesaan adalah mental ketika berjumpa dengan peserta lain yang
berasal dari kota dengan penampilan yang sangat meyakinkan. Fatimah peserta
dari SDN 1 Labuan Mapin mengutarakan bahwa nyalinya sangat ciut ketika harus
berada dalam satu ruangan dan bersaing dengan siswa lain yang berasal dari kota
dengan fasilitas belajar di sekolah yang pasti sudah lengkap. Penampilannya pun
sangat meyakinkan untuk mampu menyelesaikan soal dengan baik. Disinilah peran
seorang pembimbing untuk berikan motivasi bahwa kita juga mampu untuk menjadi
lebih baik. Kita jangan terpengaruh oleh penampilan luar seseorang, karena
setiap kemampuan tidak selalu berbanding lurus dengan penampilannya. Selama apa
yang kita makan juga tetap nasi, maka mengapa tidak kita mampu lebih dari
mereka, belum tentu apa yang ada pada dirimu ada pada diri mereka adalah
kalimat motivasi yang selalu Pak Seno tanamkan. (a_nie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar