KM. Serambi_Brangrea – Di era 80-an bahkan sampai dengan
tahun 90-an kegiatan Ta’lim melalui majelis-majelis yang dibentuk dalam
masyarakat masih sangat mudah kita jumpai. Tidak hanya di perkotaan, di
Pedesaan pun sangat marak dengan kegiatan tersebut. Tayangan-tayangan televisi juga
sangat gencar menampilkan kegiatan Majelis Ta’lim khususnya bagi ibu-ibu. Media
Majelis Ta’lim menjadi sarana ataupun wadah transfer pengetahuan berupa
ilmu-ilmu agama islam yang menjadi bekal dalam menjalani hidup dan sering
diadakan di Masjid ataupun surau. Akan tetapi belakangan ini kegiatan Ta’lim
sudah sangat jarang kita temui, hanya sebagian kecil masyarakat saja yang masih
mampu mempertahankan semangatnya untuk menggali pengetahuan melalui media
Majelis Ta’lim.
Di Desaberu kegiatan Ta’lim masih tetap terlaksana satu
bulan sekali di Masjid Nurul Iman dan tiap pekannya yaitu setiap jum’at sore dilaksanakan
di Rumah Ustadz Siddik Parmono. Berbeda dengan pelaksanaan Ta’lim yang
kebanyakan hanya menjadi wadah bagi ibu-ibu untuk memamerkan tas baru, baju
baru, sandal baru bahkan perhiasan barunya maka di Majelis Ta’lim yang digagas
oleh Ustadz Siddik bersama dengan istrinya murni sebagai wadah dalam menuntut
ilmu. Sesungguhnya Allah sangat cinta kepada Orang-orang yang berilmu, bahkan ganjaran
bagi setiap orang yang menuntut seperti kita berpuasa selama 7000 tahun yang
siangnya berpuasa dan malamnya shalat malam (sahalat tahajud) sungguh hal yang
luar biasa.
Jika sebelumnya kebanyakan mengikuti Majelis ta’alim hanya
ikut-ikutan atau hanya karena malu dengan tetangga maka dapat dipastikan
kegiatan tersebut hanya akan menjadi trend musiman. Lambat laun jamaahnya akan
kian terkikis bahkan hilang semuanya. Inilah yang mengakibatkan Majelis ta’lim
tidak bisa bertahan lama. Akan tetapi jika dilandaskan niat ikhlas karena Allah
dan menyadari bahwa menuntut ilmu adalah Kewajiban bagi setiap manusia baik
laki-laki maupun perempuan maka kegiatan Ta’lim bisa terus terjaga.
Ibu Sri salah seorang peserta Majelis Ta’lim Desaberu
mengungkapkan bahwa ia sangat bersyukur dengan masih adanya sekelompok orang
yang mau duduk bersama dan membahas agama Allah SWT. Memang orang juga tidak
sedikit yang merasa cukup dengan Ta’lim yang disaksikan melalui media televisi,
akan tetapi kegiatan Ta’lim yang dilaksanakan secara langsung tidak kalah
baiknya. Selain ganjaran kebaikan karena menuntut ilmu, kegiatan Ta’lim juga
mendapat ganjaran kebaikan karena silaturrahim yang bisa terus terjaga. Belum lagi
disaat-saat tertentu Majelis Ta’lim yang saya ikuti kedatangan tamu dari India,
Bangladesh, dan Pakistan maka disaat itu kita bisa mendapat ilmu serta
pengalaman tentang perjalanan islam di negeri saudara kita di luar sana. Sungguh
pengalaman yang luar biasa dan mampu menambah kekuatan iman kita tambahnya.
(a_nie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar