KM. Serambi_Brangrea – Program konversi BBM (Bahan Bakar
Minyak) dari Minyak tanah ke Gas berdampak pada meningkatnya penggunaan kompor
gas di kalangan masyarakat. Akan tetapi tidak sedikit masyarakat yang tetap
menggunakan berbagai macam alat memasak tradisional seperti kompor mitan bahkan
masih menggunakan senikan (tungku).
Perasaan was-was dengan maraknya pemberitaan miring tentang
kompor gas membuat sebagian warga masih bertahan menggunakan kompor mitan dan senikan. Bagi warga Sumbawa alat masak
tradisional yang disebut dengan senikan masih
dapat dijumpai dengan mudah. Seperti terlihat di rumah papin Hawa warga seteluk
tengah kemarin sore (rabu/25/2013). Senikan
sendiri terbuat dari susunan batu bata atau batu gunung yang diletakkan di atas
cetakan tanah berukuran 1 m2 dengan tinggi 30 cm dan tergantung juga
pada selera pemilikinya. Ia mengutarakan masih tetap bertahan menggunakan senikan
karena merasa sangat nyaman dan aman, bahan bakarnya sendiri yang menggunakan
kayu bakar masih bisa terpenuhi dari ranting kayu di kebun yang ia miliki. Selain
itu rasa masakan yang dibuat dengan kayu bakar ada cita rasa sendiri tambahnya.
Apalagi Sumbawa terkenal dengan masakan tradisionalnya berbahan ikan bakar yang
disebut sepat terasa sangat nikmat dan memiliki cita rasa asli jika dibakar
langsung dengan kayu bakar dibandingkan dibakar dengan kompor.
Selain mempertahankan tradisi nenek moyang dengan
menggunakan alat masak tradisional ini Papin Hawa juga masih mengoleksi
berbagai macam peralatan memasak atau alat rumah tangga lainnya seperti Lanyaq/Ancak,
gelas, piring, nampan, cereq yang berabahan perak atau kuningan dan masih
banyak lagi lainnya. Peralatan seperti sudah termasuk barang langka karena
sangat sulit dijumpai, kebanyakan warga yang memilikinya sudah menjual dengan
harga murah karena dianggap tidak memiliki nilai padahal barang-barang tersebut
termasuk kedalam peninggalan bersejarah bagi perkembangan Tau Samawa. (c_benk
VH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar