KM. Serambi_Brangrea – Pemandangan yang sama mungkin
terlihat di setiap masjid di seluruh tempat, pada awal ramadhan dapat
dipastikan jumlah jamaah sholat tarawih sangat banyak bahkan terkadang masjid
tidak dapat menampung jumlah jamaah. Akan tetapi semakin menuju penghujung ramadhan
Jumlah jamaah semakin mengalami kemajuan, dan kemajuan yang dimaksud adalah jumlah
shaf jamaah yang semula sampai ke bagian belakang sekarang ini semakin maju
alias terus berkurang.
Seperti dituturkan Erni warga Desa Loka bahwa ketika awal ramadhan jumlah shaf
perempuan penuh sampai ke bagian belakang akan tetapi malam tadi hanya
tertinggal dua shaf saja. Hal yang sama juga terlihat di Seteluk sebagaimana
dituturkan Sahny bahwa kian menuju akhir jumlah jamaah semakin berkurang.
Ditambah lagi lokasi masjid sangat dekat dengan pertokoan dan yang terlihat
adalah sebagian jamaah lebih banyak yang asik memilih baju diwaktu sebagian
jamaah yang lain sedang melaksanakan sholat tarawih.
Pemandangan seperti ini sudah terlihat di pedesaan seperti
Brang read an Seteluk, maka bagaimanakah dengan masyarakat di perkotaan? Secara
alamiah pastinya setiap orang ingin memberikan yang terbaik disaat lebaran
nantinya, hal inilah kiranya yang menyebabkan sebagian orang akan lebih awal
memburu segala macam perlengkapan dan kebutuhan lebaran seperti pakaian,
sepatu, sandal, perbotan rumah tangga dan sebagainya. Namun hal yang terlupakan
dan perlu menjadi renungan kita adalah keutamaan bulan ramadhan haruskan kita
biarkan berlalu begitu saja? Oleh karena itu keutamaan sepuluh hari terakhir
ramadhan perlu kita cermati bersama mumpung kita masih diberikan kesempatan
untuk bisa memanfaatkannya beberapa hari kedepan dan tidak ada yang bisa
memastikan apakah tahun depan kita masih berkesempatan berjumpa kembali dengan
bulan ramadhan.
Sebagaimana dikutip dari tulisan Al-Ustadz Abu Ahmad Kadiri dan
Al-Ustadz Abu ‘Amr Ahmad tentang keutamaan sepuluh hari terakhir bulan ramadhan
dapat dipetik beberapa hal sebagai berikut yang pertama adalah karena
sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal
perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw.
berdo’a : “Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya.
Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik
hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak.” Yang kedua adalah karena
dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya lailatul
qadar. Dalam hadits disebutkan: “Telah datang kepada kalian bulan
Ramadhan, bulan di dalamnya ada lailatul qadar, malam lebih baik dari seribu
bulan. Barangsiapa diharamkan darinya maka ia diharamkan mendapatkan kebaikan
seluruhnya. Dan tidak diharamkan kebaikannya kecuali ia benar-benar terhalang
-mahrum-.” Oleh karenanya setiap orang pasti pasti ingin
mendapatkan Lailatul Qadar ini melaksanakan ibadah puasa dengan penuh keimanan
dan pengharapan ridha Allah SwT, karena pada malam tersebut siapa saja yang
beribadah kepada Allah SwT dengan penuh keimanan dan pengharapan kepada Allah
SwT maka nilai ibadahnya sama dengan bernilai ibadah selama 1000 bulan yang
juga berarti sama dengan 83 tahun 4 bulan.
Dengan
demikian mari kita maksimalkan sisa-sisa bulan Ramadhan ini dengan meningkatkan
amaliyah ibadah kita kepada Allah SwT dengan qiyamullail (menghidupkan malam)
pada bulan Ramadhan, khususnya pada malam-malam penghujung bulan ini. Semoga
kita mendapatkan segala limpahan kemuliaan dari Allah SwT. Amiiiin…… (c_benk
VH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar