KM All In One

KM Serambi Brang rea melayani aneka Jasa seperti Instal Ulang Leptop, Print, Internet, Pulsa, Cetak Foto, Cetak Undangan, Laundry, Menjual/Menerima Pesanan Aneka Kue. Sekretariat : Jl. Baso Busing Desaberu Dsn Dangar Permai Hp: 081915984745/085338575577

Sabtu, 27 Juli 2013

Harga Emas Terjun Bebas, Penambang Angkat Jangkar



KM. Serambi_Brangrea – Berkebalikan dengan harga sembako seperti Bawang dan Cabai yang terus meroket, saat ini harga emas terjun bebas di pasaran. Tentunya bagi penambang tradisional yang mengadu peruntungan lewat tambang emas rakyat menjadi kian terpuruk. Beberapa waktu terakhir ini hasil emas yang diperoleh penambang semakin minim bahkan tidak jarang tidak mendapatkan hasil sama sekali.


Seperti dilansir oleh bisnis.news.viva.co.id bahwa ada dua hal yang menyebabkan harga emas anjlok di pasaran internasional yaitu rencana bank sentral Amerika,The Federal Reserves, untuk membeli kembali obligasi Negara. hal ini menyebabkah emas kehilangan momentum dan para investor mengalihkan portofolio mereka ke investasi lain. Yang kedua  adalah adanya penurunan permintaan emas dari India dan China, dua negara terbesar pengimpor emas. Pertumbuhan ekonomi yang melambat di kedua negara tersebut membebani harga emas dunia.


Bagi kebanyakan masyarakat factor-faktor tersebut mungkin agak sulit untuk difahami akan tetapi dampak yang diberikan oleh factor tersebut sangat besar. Di kabupaten Sumbawa barat sendiri tidak sedikit masyarakatnya yang berprofesi sebagai penambang emas tradisional. Hampir disetiap kecamatan terdapat lokasi tambang rakyat. Disatu sisi tambang tradisional ini menjadi dilema karena dampak pencemarannya terhadap lingkungan, namun disisi lain masyarakat tidak ada pilihan lain untuk mencari pekerjaan. Jika mengandalkan hasil pertanian saja maka dirasakan masih jauh dari cukup, kemudian untuk mencari pekerjaan lain masih terbatas dengan keterampilan dan pendidikan yang dimiliki.
Terlihat di lokasi pengolahan batu emas atau dilokasi gelondong yang ada di desa Tepas, Sepakat, dan Moteng sudah banyak yang tidak beroperasi lagi bahkan ada yang sudah dipindahtangankan. Seperti dituturkan Daeng penambang yang ada di Brang Rea bahwa ia harus memulangkan seluruh pekerjanya karena sudah tidak mampu lagi membiayai operasional penambangan. Beberapa waktu lalu hasil gelondong dan pengetongan yang dilakukan cukup baik akan tetapi harga emas yang anjlok menyebabkan biaya produksi yang ia keluarkan tidak sebanding dengan harga jual emas yang diperoleh. Ketika harga emas normal kita bisa menjual dengan harga 340rb/gram akan tetapi saat ini harga jual yang berlaku adalah 250rb/gramnya. Betapa jauh selisih harga yang saya dapat sehingga membuat saya merasa cukup depresi. Jangankan untuk membayar tenaga kerja untuk menutupi biaya operasional saja masih jauh dari cukup tambah Daeng. Ia juga menuturkan bahwa tidak sedikit rekan seprofesinya yang sudah angkat jangkar alias gulung tikar karena bangkrut dalam usahanya.
 
Bukan hanya bagi penambang saja, masyarakat yang memanfaatkan jasa pegadaian pun terkena imbas anjloknya harga emas. Seperti dituturkan Pak Saiful warga Tapir ketika akan memperpanjang masa gadai emasnya  di Pegadaian, ia tidak menyangka harus membayar jauh lebih besar dari biasanya. Biasanya setiap kali akan memperpanjang ia hanya membayar sebanyak Rp.123.000,- akan tetapi setelah penurunan harga emas ia diharuskan membayar Rp.300.000,-. Dijelaskan oleh petugas pegadaian bahwa konsumen diharuskan membayar lebih besar untuk menutupi harga taksiran yang jauh lebih tinggi dibandingkan harga emas yang anjlok saat itu. Mudah-mudahan saja stabilitas harga emas bisa cepat pulih seperti sedia kala agar perekonomian masyarakat bisa kembali stabil terlebih bagi penambang emas tradisional. (c_benk VH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar