KM All In One

KM Serambi Brang rea melayani aneka Jasa seperti Instal Ulang Leptop, Print, Internet, Pulsa, Cetak Foto, Cetak Undangan, Laundry, Menjual/Menerima Pesanan Aneka Kue. Sekretariat : Jl. Baso Busing Desaberu Dsn Dangar Permai Hp: 081915984745/085338575577

Sabtu, 28 September 2013

Korselt Listrik Sejumlah Pohon di Tebang

KM. Serambi_Brangrea – Angin yang cukup kencang beberapa hari terakhir menimbulkan kekhawatiran warga akan tumbangnya sejumlah pohon yang ada di pekarangan rumah atau di sepanjang jalan. Oleh karenanya tidak sedikit warga yang mengantisipasi dengan memangkas bahkan menebang pohon yang berpotensi tumbang dan mengganggu pengguna jalan.
Terlihat sejumlah orang siang kemarin (jumat/27/9) memangkas sebagian ranting pohon yang tumbuh di sepanjang jalan lintas Seteluk Meraran. Pohon yang dipangkas adalah pohon yang rantingnya menyentuh kabel Listrik PLN, ini dimaksudkan untuk menghindari putusnya kabel akibat ranting atau dahan pohon yang tumbang diterpa angin. Tidak sedikit pula pengendara yang khawatir akan tertimpa pohon ketika angin kencang menerpa. Dituturkan helmy warga yang melintas di jalan lintas kelanir bahwa ia sempat tertimpa ranting pohon tepat di pergelangan tangan. Memang sih rantingnya tidak begitu besar, akan tetapi jika sedang melaju dan ranting pohon tepat jatuh dibagian tangan pasti benturan yang terjadi akan semakin keras tambahnya. Oleh karenanya kita harus waspada jika berkendara menggunakan sepeda motor khususnya serta jangan lupa menggunakan helm.

Jumat, 27 September 2013

Cuaca ekstrim melanda KSB

KM. Serambi _Brangrea – Matahari yang sangat terik pada puncak musim kemarau tahun ini membuat setiap orang merasakan gerah teramat sangat. Tidak sedikit pula orang yang terserang panas dalam bahkan sakit flu. Khususnya pada siang hari suhu udara bisa mencapai diatas 30 Derajat sedangkan pada malam hari juga terasa sangat dingin. Perbedaan ekstrim inilah yang membuat orang sangat rentan terserang penyakit.
Mungkin kondisi serupa juga terjadi di wilayah lain di luar KSB akan tetapi di Seteluk, Taliwang, dan Brang rea sudah pasti merakan cuaca panas yang sungguh ekstrim pada siang hari. Tidak sedikit pula orang yang mengekspresikan persaan terhadap kondisi cuaca ini dengan menuliskan status di jejaring social. Edi warga taliwang yang bekerja pada salah instansi di Seteluk mengutarakan bahwa kondisi cuaca yang panas ketika ia pulang bekerja tidak jarang membuat ia merasa sakit kepala, sungguh keadaan yang luar biasa. Bukan hanya itu saja kecamatan Brang Rea selama ini bisa menanami sawah dengan padi 3 kali dalam setahun, namun akibat kekeringan yang melanda maka pertanian padi dihentikan dulu.

Kamis, 26 September 2013

Kehadiran Senikan Diantara Menjamurnya Kompor Gas

KM. Serambi_Brangrea – Program konversi BBM (Bahan Bakar Minyak) dari Minyak tanah ke Gas berdampak pada meningkatnya penggunaan kompor gas di kalangan masyarakat. Akan tetapi tidak sedikit masyarakat yang tetap menggunakan berbagai macam alat memasak tradisional seperti kompor mitan bahkan masih menggunakan senikan (tungku).

Perasaan was-was dengan maraknya pemberitaan miring tentang kompor gas membuat sebagian warga masih bertahan menggunakan kompor mitan dan senikan. Bagi warga Sumbawa alat masak tradisional yang disebut dengan senikan masih dapat dijumpai dengan mudah. Seperti terlihat di rumah papin Hawa warga seteluk tengah kemarin  sore (rabu/25/2013). Senikan sendiri terbuat dari susunan batu bata atau batu gunung yang diletakkan di atas cetakan tanah berukuran 1 m2 dengan tinggi 30 cm dan tergantung juga pada selera pemilikinya. Ia mengutarakan masih tetap bertahan menggunakan senikan karena merasa sangat nyaman dan aman, bahan bakarnya sendiri yang menggunakan kayu bakar masih bisa terpenuhi dari ranting kayu di kebun yang ia miliki. Selain itu rasa masakan yang dibuat dengan kayu bakar ada cita rasa sendiri tambahnya. Apalagi Sumbawa terkenal dengan masakan tradisionalnya berbahan ikan bakar yang disebut sepat terasa sangat nikmat dan memiliki cita rasa asli jika dibakar langsung dengan kayu bakar dibandingkan dibakar dengan kompor.

Rabu, 25 September 2013

Komunitas Kampung Media Fasilitasi Verval NUPTK

KM. Serambi_Brangrea – Kesibukan PTK (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) sejak akhir Juni 2013 yang lalu sampai dengan saat ini masih terlihat. Keharusan bagi PTK untuk melakukan Verifikasi dan Validasi (Verval) data membuat Guru selaku tenaga pendidik ataupun Staf Tata usaha selaku tenaga kependidikan harus bekerja keras untuk bisa menyelesaikan proses tersebut. Kendala yang dihadapi dalam proses Verval ini adalah system on-line yang dianggap sangat menyulitkan bagi sebagian besar PTK khususnya yang jauh dari perkotaan. Oleh karenanya Anggota Komunitas Kampung media Sumbawa Barat yaitu KM. Instan Poto Tano, KM. Mesra Seteluk, dan KM. Serambi Brangrea bersama-sama memfasilitasi verval system online menggunakan sarana internet yang dimiliki.

Bagi masyarakat atau PTK yang berdomisili di perkotaan masalah system online tidaklah menjadi permasalahan, akan tetapi kondisi sebaliknya dialami tidak sedikit dari jumlah PTK yang jauh dari perkotaan. Hal ini dikarenakan jaringan internet atau jaringan Telkom belum sampai ke wilayah pedesaan, tentunya ini menjadi kendala untuk pemasangan jaringan internet. Satu-satunya alternative yang bisa diambil adalah dengan menggunakan jaringan GSM yanga ada dan ini agak sedikit menyulitkan bagi sebagian orang karena harus disertai dengan modem.

Selasa, 24 September 2013

Eceng Gondok Pakan Alternatif Peternak Itik Brang Rea

KM. Serambi_Brangrea – Panen padi tidak maksimal memberikan dampak terhadap peternak itik. Benarkah demikian??apakah ada korelasi antara panen padi dengan peternak?nampak sekilas memang tidak ada korelasi secara langsung akan tetapi jika dilihat lebih jauh ternyata peternak itik juga sangat tergantung dengan hasil pertanian. Hal ini terlihat dari kondisi yang sedang terjadi di Kecamatan Brang Rea. Hasil pertanian yang tidak maksimal membuat peternak itik harus memutar otak untuk mencari solusi pemenuhan pakan dan diantaranya adalah dengan memanfaatkan tanaman eceng gondok.

Dengan berkurangnya hasil pertanian kali ini berdampak pada jumlah gilingan padi, secara otomatis akan mengurangi dedak hasil gilingan. Dengan berkurangnya dedak ini kemudian disertai dengan permintaan yang cukup besar akan mengakibatkan harga akan melonjak naik. Inilah dampak yang dialami oleh peternak itik di Brang Rea khususnya di Desaberu. “Sudah jarang harganya naik pula!” inilah yang dikeluhkan oleh indra salah seorang peternak itik. Oleh karena itu ia harus berfikir keras untuk bisa mengatasi permasalahan pakan ternak itiknya. Dengan menggali berbagai informasi dari “Mbah Google” ia mendapatkan referensi berbagai macam tanaman yang bisa dijadikan pakan alternative. Lumayan lah bisa sedikit meringankan beban usaha tambahnya.

Minggu, 22 September 2013

Jalan Desa Mapin Sedikit Lebih Baik

KM. Serambi_Brangrea – siapa yang tidak tahu desa mapin, desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Alas Barat ini merupakan desa yang tergolong besar dan ditinggali oleh banyak penduduk. Desanyapun terbagi atas tiga wilayah yaitu Mapin Beru, Mapin Kebak, dan Main Rea. Akan tetapi jika orang mendengar nama Mapin pasti akan langsung memberikan pertanyaan kembali “Bagaimana jalannya? Sudah bagus belum?”.

Karena padatnya penduduk yang mendiami daerah ini menyebabkan mobilitas warga baik ke dalam atau keluar desa sangat tinggi. Mobilitas ini tentunya sangat terkait dengan infrastruktur yang ada khususnya jalan raya. Kemarin (sabtu/22/9) rombongan warga dari Kecamatan Brang rea datang ke Desa Mapin untuk menghadiri Resepsi pernikahan warga Mapin Rea, kesan yang cukup berbeda bisa dirasakan. Jika selama ini mapin sangat dikenal dengan kondisi jalannya yang rusak parah maka sekarang sudah sedikit lebih baik. Kurang lebih sepanjang 7 km jalan sepanjang Mapin Beru sampai ke Mapin kebak sudah bisa dinikmati oleh warga.

Sabtu, 21 September 2013

Menyulap Pekarangan Rumah Jadi Kebun Sayuran

KM. Serambi_Brangrea – Waktu luang tidak dibiarkan berlalu begitu saja bagi Ibu Eja warga Brang Rea. Selain berprofesi sebagai peternak itik ia bersama suaminya juga memanfaatkan lahan kosong atau  sebagian dari pekarangan rumahnya untuk ia tanami dengan aneka sayuran.

Selain faktor tingginya kebutuhan hidup saat ini, naiknya harga barang terutama kebutuhan pokok membuat Ibu Eja berinisiatif memanfaatkan semaksimal mungkin potensi yang ia miliki termasuk pekarangan rumahnya. Ia menanami pekarangan rumahnya dengan aneka sayuran seperti kacang panjang, bayam, mamia, ubi, tomat, cabai, dan bawang. Saat ditemui kemarin jumat (20/09) disela kesibukannya mengurus kebunnya ia menuturukan bahwa dengan menanam sendiri beberapa jenis sayuran paling tidak bisa mengurangi pengeluaran untuk beberapa kebutuhan dapur. Tidak hanya itu saja tetangga sekitar ada yang sengaja datang untuk membeli beberapa jenis sayuran, bisa jadi tambahan penghasilan juga tambahnya sembari tersenyum.