KM All In One

KM Serambi Brang rea melayani aneka Jasa seperti Instal Ulang Leptop, Print, Internet, Pulsa, Cetak Foto, Cetak Undangan, Laundry, Menjual/Menerima Pesanan Aneka Kue. Sekretariat : Jl. Baso Busing Desaberu Dsn Dangar Permai Hp: 081915984745/085338575577

Senin, 11 Juni 2012

SAMPAH POPOK DIMANA-MANA (Orang Kampung Bisnis OnLine-Bagian 2)


Popok Ditempat Pembuangan Sampah
KM. Serambibrang Rea – Pada bagian sebelumnya telah digambarkan tentang seorang ibu di desa yang sudah menggeluti bisnis secara online. Ibu Sri namanya yang sudah memanfaatkan teknologi secara maksimal untuk kepentingan yang sehat dan cukup benefit dari sisi ekonomi. Jika ditelisik kembali alasan pertama dimulainya bisnis online ini adalah karena besarnya anggaran yang dikeluarkan untuk keperluan kebutuhan popok bayi yang kemudian merambah ke barang-barang kebutuhan yang lain. akan tetapi yang akan menjadi focus dan patut menjadi pemikiran kita bersama dari alasan bisnis online yang pertama yaitu tentang popok. Mungkin ini adalah hal yang spele bagi satu atau dua orang akan tetapi apa yang terjadi jika semua orang juga menganggap ini hal yang spele. Mari kita tinjau permasalahan popok ini dari segi kesehatan yaitu berapa banyak sampah yang dihasilkan dari penggunaan popok bayi sekali pakai (Pospak).

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa semakin sibuknya para orang tua dalam pekerjaannya sehari-hari membuat mereka mencari alternative untuk mengurangi pekerjaan lain yang tidak perlu. Diantaranya mencuci pakaian bayi yang telah kotor yang kini telah diganti dengan penggunaan popok bayi sekali pakai. Dari segi kepraktisannya memang tidak kita pungkiri lagi, akan tetapi bagaimana dengan dampak lingkungan yang diakibatkan dengan semakin banyaknya sampah-sampah berupa popok bayi ini. Seperti di Surabaya saat ini menurut hasil penelitian Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah disimpulkan bahwa 15% dari sampah padat adalah sampah popok bayi dan pembalut wanita (http://kampungtki.com/baca/27958). Selain di kota-kota besar seperti di Surabaya tadi penggunaan pospak (popok sekali pakai ) ini sudah sampai ke tingkat pedesaan, tidak terkecuali desa-desa yang ada di kecamatan brang rea. Jika dilihat di tempat pembuangan sampah maka dapat dipastikan jumlah sampah popok bayi ini pasti ada dan tidak kalah banyak dengan jumlah sampah padat lainnya. ditambah lagi kebanyakan sampah-sampah masyarakat masih dibuang di tepi sungai sedangkan air dari sungai tersebut merupakan sumber pengairan pertanian warga, kegiatan MCK dan sebagainya. jika ini terus berlangsung maka apa yang akan dimasa mendatang???
Untuk diketahui bahwa Popok bayi menggunakan bahan kimia plastik dan terurai setelah 200-500 tahun, bahkan sumber lain mengatakan popok bayi tidak dapat terurai. Selama hidupnya, satu bayi membutuhkan 6000 popok sekali pakai hingga umur tiga tahun dan jumlah kelahiran hidup berdasarkan sensus penduduk tahun 2004 adalah 4,4 juta. Bila diasumsikan seluruh bayi menggunakan popok sekali pakai maka sampah popok bayi mencapai kurang lebih 26 milyar popok. Angka tersebut sangat jelas dapat merusak dan merugikan lingkungan. Untuk mengurangi sampah popok sekali pakai, dapat digunakan popok kain yang dapat dicuci dan digunakan berulangkali. Tetapi, orangtua sering dibuat bingung antara penggunaan popok sekali pakai atau popok kain. Terjadi pro dan kontra antara penggunaan kedua jenis popok tersebut. Pertimbangannya adalah menggunakan popok kain akan membuang-buang energi, air, listrik serta deterjen yang mencemari lingkungan. Jika ingin ditelusuri setiap orangtua hendaknya melihat kembali jejak ekologis yang dihasilkan. Rika Winurdiastri, mengatakan bahwa setiap kegiatan manusia pasti menimbulkan dampak lingkungan. Apalagi selama kita menggunakan energi (listrik, bensin,dll), maka kita berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan. Jejak manusia terhadap alam ini yang disebut jejak ekologis. Selama ‘kerusakan’ yang kita buat masih dapat diimbangi dengan kemampuan alami lingkungan untuk memulihkan diri, maka itu masih wajar. Mengenai kontribusi kerusakan lingkungan popok kain dan pospak, ada baiknya kita melihat dari sisi: mana yang lebih banyak jejak ekologisnya? Dan menurut beberapa sumber, jejak ekologis popok sekali pakai adalah 2 kali lipat dibanding popok kain (http://www.kaskus.co.id/showthread.php?t=13520872).
Sekarang semuanya tergantung pada pilihan kita semua. Akan tetapi ingatlah bahwa anak cucu kita juga membutuhkan dunia yang sehat dan nyaman. (c_benk vh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar