KM All In One

KM Serambi Brang rea melayani aneka Jasa seperti Instal Ulang Leptop, Print, Internet, Pulsa, Cetak Foto, Cetak Undangan, Laundry, Menjual/Menerima Pesanan Aneka Kue. Sekretariat : Jl. Baso Busing Desaberu Dsn Dangar Permai Hp: 081915984745/085338575577

Selasa, 07 Januari 2014

Dilema Mitan dan Elpiji



KM. Serambi_Brangrea – Harga Elpiji naik? Tentunya kabar ini sangat tidak diharapkan oleh setiap orang kendati dini hari tadi selasa (6/1) tepat pukul 00.00 WIB pertamina telah melakukan revisi terhadap kenaikan harga Elpiji. Beberapa tahun lalu pemerintah telah melaksanakan program konversi minyak tanah alias mitan ke gas alias Elpiji. Walaupun banyak mendapat kendala karena masyarakat masih takut menggunakan kompor gas akibat maraknya pemberitaan ledakan dan kebarakan akibat kompor gas namun masyarakat pada akhirnya sudah banyak yang mulai menggunakanya. Selanjutnya beberapa hari lalu tersiar kabar melalui media televisi bahwa harga gas Elpiji khususnya yang 12 kg mengalami kenaikan hingga 12%. Tentunya ini dirasakan sangat berat dan membuat warga menjadi berfikir kembali ke mitan atau menggunakan elpygi bersubsidi 3 kg.

Suhada seorang warga mengatakan bahwa di desa Tapir harga Elpiji Rp. 175.000 untuk tabung 12 kg termasuk ongkos antar ke rumah. Ibu Ija pengguna Elpiji di Taliwang mengungkapkan bahwa harga Elpiji di pengecer adalah Rp. 163.000,-. Selanjutnya Herman agen Elpiji di Kecamatan Brang rea mengatakan bahwa harga eceran Elpiji adalah Rp.160.000,- karena harga distributor Sumbawa Besar adalah Rp. 155.000/tabung 12 kg, hanya mengambil keuntungan Rp. 5.000/tabung saja tambahnya. Kenaikan harga yang cukup signifikan ini memberikan dampak yang cukup berarti bagi konsumen, bayangkan saja jika sebelum kenaikan harga hanya Rp.115.000 sampai dengan Rp. 120.000 tiap tabungnya maka sekarang ini harus menambah pengeluaran sampai dengan Rp.45.000. Nominal yang tidak kecil disaat kondisi ekonomi sedang sulit saat ini.
Masyarakat sangat berharap keadaan ini segera pulih kembali sebagaimana harapan Presiden RI dalam pidatonya beberapa waktu lalu untuk meninjau kembali kenaikan harga yang telah ditetapkan Pertamina. Tidak dipungkiri lagi kecendrungan masyarakat akan lebih memilih menggunakan Elpiji bersubsidi 3 kg dengan harga Rp.20.000 sampai dengan Rp.25.000/tabungnya maka untuk memperoleh 12 kg hanya membutuhkan uang Rp.80.000 sampai dengan Rp.100.000. Bukan hanya itu saja mitan juga masih menjadi alternative untuk digunakan kembali walaupun untuk mendapatkannya harus berpanas-panasan dalam antrian disertai pembatasan pembelian yaitu satu jerigen perorangnya. Seperti terlihat di salah satu pangkalan minyak tanah di kecamatan taliwang siang kemarin (6/1) yang dipadati oleh pembeli. Elpiji atau mitan manakah yang harus kita pilih? Kedua-duanya masih memberatkan keadaan rakyat dimasa sekarang ini. (c_benk VH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar