KM.
Serambi_Brangrea – Menjelang musim panen adalah waktunya harap-harap cemas bagi
petani yang ada di Brang Rea bahkan hal yang sama juga terjadi di Desa Mekar
Sari Kecamatan Narmada seperti yang digambarkan oleh Rekan Komunitas KM.
Narmada beberapa waktu lalu bahwa Burung menjadi salah satu hama yang cukup
merugikan petani setelah ancaman hama lainnya seperti tikus ataupun wereng.
Untuk
menanggulangi serangan burung ini salah satu langkah yang bisa diambil adalah hanya
dengan menghalau ataupun mengusir burung yang hinggap dengan perlengkapan
ataupun alat seperti orang-orangan sawah, memasang jarring, menggantungkan
bontol pada bentangan tali yang bisa menghasilkan suara, melempar dengan
ketapel ataupun bersorak sorai sehingga burung merasa terusik dengan suara yang
timbulkan.
Namun
di Brang rea sendiri ada satu alat yang cukup tradisional dan selalu digunakan
untuk mengusir ataupun menghalau burung yang disebut dengan “Serpok”. Serpok
ini berupa berupa potongan bambu sepanjang 70 sampai dengan 80 cm yang dibelah
dari bagian ujung hingga mendekati pangkal, kemudian bagian pangkal akan
dijadikan sebagai pegangan. Selanjutnya masing-masing belahan tersebut dibentuk
sedemikian rupa sehingga salah satu bagian akan memiliki kelenturan lebih dari
bagian lainnya. Tidak lupa pula jenis bambu yang digunakan harus jenis Bambu
Tali dengan stuktur batang agak lentur karena akan menghasilkan bunyi yang
cukup nyaring.
Cara
menggunakannya sendiri adalah cukup dengan memegang bagian pangkal kemudian
diayunkan maka secara otomatis bagian yang lentur akan melekuk dan mengahantam
bagian lainnya. Hantaman inilah yang menghasilkan suara nyaring dan keras
sehingga burung akan merasa terusik dan pergi meninggalkan tanaman padi.
Judin
salah seorang petani menuturkan bahwa jika kita menggunakan orang-orangan
sawah, jarring, ataupun menggantungkan botol pada bentangan tali dirasakan
kurang efektif. Mengapa demikian ia menambahkan bahwa untuk menyiapkan alat
seperti itu kami harus menyiapkan biaya yang cukup besar untuk ukuran kami petani
kecil. Jika kami sendiri yang harus bersorak sorai juga hal mustahil. Kami menjaga
tanaman padi semenjak padi sudah mengeluarkan buah, paling tidak sekitar 3
sampai dengan 4 pekan dari pagi sampai sore kita harus bersorak sorai. Oleh
karena itu alternative yang tidak begitu berat dan tidak harus mengeluarkan
biaya adalah dengan membuat alat yang disebut Serpok ini.
Ratusan
ekor burung jenis burung pipit biasanya menyerang tanaman semenjak pukul
setengah enam pagi. Dan puncaknya serangan paling banyak terjadi hingga pukul
sepuluh pagi kemudian mereka akan kembali pada pukul lima sore sampai dengan
menjelang magrib. Pemandangan seperti ini terlihat sudah seperti tradisi adanya
bahkan menjadi agenda utama petani bahwa pada saat menjelang musim panen
pekerjaan belum dianggap selesai karena hama masih mengintai.
Harapannya petani adalah ditemukannya metode
atau solusi yang tepat sehingga hama burung ini bisa dihalau sebelum mereka
mendekat ke arah tanaman. Sehingga petani tidak perlu bersusah payah menjaga
tanaman dan pastinya hasil panen melimpah seperti yang diimpikan bisa tercapai.
(Tu_Ti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar