KM Serambi_Brang Rea – cerita menarik dimulai ketika kemarin
(minggu/28) pukul 11.30 Wita saya duduk di warung depan rumah dan tiba-tiba dua
orang menggunakan sepeda motor berhenti. “Ada kopi bu???” sapa salah seorang
kepada pemilik warung. Pemilik warung kemudian menyuguhkan 2 gelas kopi kepada
kedua orang tadi. Walaupun cuaca cukup panas namun tidak dapat mecairkan
suasana diantara kami yang ada diwarung tersebut. Tidak ada cakap diantara kami
sampai salah seorang dari mereka membuka sapaan dengan ucapan “panas ya
pak???!,,,,,saya lantas menjawab “ya bang lumayan panas....”.
Ia kemudian melanjutkan percakapan dengan bertanya kepada
saya tentang pemilik rumah di depan warung, “ada yang punya rumah depan pak?”
saya lantas menjawab “oh kebetulan saya pemilik rumah pak”. Wah kebetulan kalau
begitu pak ia menjawab lagi. “Ada apa gerangan pak?”saya menambahkan. Oh begini
pak saya mau menawarkan cat kebetulan sisa proyek di Maluk yang sudah rampung. Kebetulan
kami dengan teman-teman butuh uang untuk beli makan dan uang rokok pak, ya
berapa pak mau bayar dah. Sambil menyodorkan kwintansi ia menambahkan kalau
harga cat yang kami tawarkan ini adalah Rp.625.000,-/galonnya isi 18 kg. Ia membuka
penawaran harga dari Rp.325.000,-/galonnya. Tolong dah pak ini kami butuh untuk
beli makan sekalian uang rokok dengan teman-teman.
Sempat terfikir tiga hal dibenak saya tentang hal ini. Yang pertama
apakah ini memang barang sisa proyek, kedua apakah ini barang hasil curian,
atau yang ketiga cat ini merupakan hasil oplosan. Namun penjual ini terus
mempengaruhi saya dengan alasan butuh uang sehingga terjadi tawar menawar yang
cukup alot. Disampaing saat ini saya memang belum membutuhkan cat, kebetulan
juga sedang di penghujung bulan jadi anggaran rumah tangga sedang menipis dan penawaran
final pada harga Rp.155.000/galon. Saya kemudian memeriksa cat tersebut dan
saya melihat dikemasannya tertera merk Dellux,
saya jadi berfikir bahwa setahu saya tidak ada cat bermerk dellux dipasaran. Namun
saya berfikir positif saja karena dengan niat ingin membantu orang tadi saya
tetap membeli cat tersebut.
Namun rasa penasaran masih mewarnai fikiran saya apakah
benar ini cat legal dipasarkan?, saya kemudian mencoba mencari informasi lewat mbah google dan ternyata saya dapatkan
informasi bahwa di tempat berbeda pernah terjadi kasus serupa atau dengan modus
yang sama. Mereka memasarkan cat tersebut dengan alasan cat sisa proyek yang
sudah selesai dan mereka menghiba dengan alasan sangat membutuhkan uang untuk
pulang kampung. Pengalaman ini dikisahkan oleh samsul dalam koran kompas online
(http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2011/10/31/pemasaran-model-baru/)
bahwa ia ditawarkan cat tersebut Rp.350.000/galonnya namun harga deal pada
harga Rp.250.000/galonnya dan harus membeli 2 galon. Samsul juga telah
menanyakan merk tersebut ke toko-toko resmi dan ternyata tidak ada yang tahu
apalagi menjualnya. Kisah lain disampaikan lagi oleh krisna.bangka lewat
blognya (http://groups.yahoo.com/group/intelkambabel/message/3540?var=1)
dimana ia menunturkan kasus UU perlindungan konsumen bahwa telah ditangkap
sejumlah oknum penjual cat dengan harga murah oleh Polres Bangka dengan merk
yang sama.
Oleh karena modus ini telah sampai ke wilayah
sumbawa barat khususnya Brang Rea. Jadi yang perlu menjadi perhatian kita semua
adalah bagaimana menyikapi kejadian ini. Jikalau dengan motivasi ibadah kita
ingin membantu sesama maka tidak salah jika kita membantu dengan membeli barang
terebut. Sedangkan jika kita harapkan cat dengan kualitas baik dengan harga
murah harap fikir-fikir dulu agar tidak ada sesal kemudian. Sekian share
pengalaman semoga bermanfaat dan tetap waspada dengan berbagai modus. (c_benk
vh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar