

Keluhan dan jeritan hati rakyat kecil ini sungguh sangat memilukan, mengapa tidak keuntungan yang cukup mereka harapkan dari usaha pertanian ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Tidak terkontrolnya harga beli yang ditetapkan oleh pemerintah dengan kenyataan di lapangan menimbulkan kerugian di pihak petani. Ini dapat dilihat dari harga gabah basah yang yang semula Rp.330.000,- per kwintal ternyata telah merosot hingga Rp.270.000,-.
Oleh karenanya diharapkan upaya serius kepada pemerintah setempat untuk mengendalikan kondisi ini. Jika dibiarkan terus berlarut akan menambah kerugian dari petani dan hanya akan menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar