KM All In One

KM Serambi Brang rea melayani aneka Jasa seperti Instal Ulang Leptop, Print, Internet, Pulsa, Cetak Foto, Cetak Undangan, Laundry, Menjual/Menerima Pesanan Aneka Kue. Sekretariat : Jl. Baso Busing Desaberu Dsn Dangar Permai Hp: 081915984745/085338575577

Jumat, 02 November 2012

Tradisi Mengusir Burung Ala Petani Desaberu

Pak Amin disela kesibukannya mengusir Burung

KM. Serambi_Brang Rea – Terbitnya mentari di ufuk timur disambut dengan sorak sorai beberapa orang di tengah persawahan. Ada apa gerangan??? Setelah ditelusuri ternyata ini adalah tradisi masyarakat di Brang Rea khususnya Desaberu untuk mengusir burung. Mengusir burung??? Burung dari mana tuh, ko harus diusir segala. Ternyata masa-masa sekarang ini adalah masa menjelang panen. Kurang lebih satu bulan lagi padi warga Desaberu sudah bisa dilakukan. Akan tetapi semenjak padi mulai berisi ada masalah sendiri yang dialami oleh petani yaitu besarnya jumlah kawanan burung pipit yang memangsa tanaman padi tersebut. Jadi petani dituntut untuk lebih ekstra dalam menjaga tanaman padinya dari serangan burung pipit.

Sejak pagi hari para petani sudah ramai memenuhi kawasan persawahan di Desaberu. Mereka sudah memasang berbagai atribut untuk meramaikan lahan persawahan untuk menakuti burung pipit. Mulai dari orang-orangan sawah, kaleng-kaleng yang diisi batu, plastik warna warni yang kemudian ditarik untuk membuat kegaduhan di sekitar persawahan. Akan tetapi teknik terebut ternyata tidak cukup ampuh untuk mengusik kawanan burung pipit. Oleh karena itu petani harus turun tangan secara langsung dengan melempari kawanan burung yang menyerang tanaman padi menggunakan batu dan yang tidak kalah pentingnya adalah suara sorak-sorai petani yang saling bersahutan dan sambung-menyambung harus dilakukan. Disatu sisi ini membuat aktifitas petani menjadi tambah semarak dan kebiasaan ini sudah berlangsung turun temurun.
Pak Amin seorang petani desaberu menuturkan bahwa ini sudah menjadi resiko kami sebagai petani, kalau burung kami biarkan begitu saja maka dapat dipastikan kawanan burung yang berjumlah ribuan tersebut dalam waktu singkat bisa menghabiskan seluruh tanaman padi kami. Kalau mereka makannya cuma sedikit sih gak apa-apa ya itung-itung kita bersedekah juga sebagai amal jariah, akan tetapi ini mereka makannya tanpa ampun. Malah kita terancam gagal panen kalau hal ini dibiarkan begitu saja tambah Pak Amin.
Biasanya burung pipit puncaknya menyerang tanaman padi mulai pukul enam pagi sampai dengan pukul sepuluh menjelang siang. Kemudian akan menyerang lagi pada pukul empat sampai dengan enam sore. Jadi pada waktu-waktu inilah para petani tidak boleh lengah untuk menjaga tanaman padinya. Sorak-sorai dan ramainya bunyi-bunyian terjadi pada waktu-waktu tersebut.
Untuk hasil panen sendiri pada musim tanam kali ini diperkirakan agak berkurang, hal ini disebabkan panjangnya musim kemarau sehingga pasokan air untuk irigasi sangat terbatas. Untuk pemerataan pembagian air dilakukan dengan sistem jadwal setiap dua minggu untuk satu jalur aliran irigasi. Hal ini juga tidak pelak membuat petani terlepas dari masalah. Mereka harus saling bersitegang dan menjaga irigasi sepanjang malam agar bisa mendapat pasokan air untuk persawahannya. (c_benk vh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar