Kebiasaan Melanggar Traffic Light, tidak menggunakan | helm | dan pengendara dibawah umur |
KM. Serambi_Brang Rea – Tidak bisa dipungkiri lagi kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
hanya memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan manusia. Akan tetapi
jika faktor manusia itu sendiri tidak mampu memanfaatkan dengan baik segala
bentuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini maka bencana dan kerugian
akan selalu mengintai kapan saja. Tidak terkecuali dalam hal kemajuan
transportasi, disetiap wilayah di Indonesia kian lama kian padat dengan
kendaraan. Hal yang serupa bisa dijumpai di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat,
kendaraan dengan berbagai merk dan jenis bisa dijumpai setiap sudut wilayah.
Semakin banyaknya kendaraan yang digunakan oleh warga ternyata belum maksimal
disertai dengan Etika dalam berlalu lintas. Hal ini bisa ditandai dengan masih
kurangnya kesadaran masyarakat dalam menggunakan helm, mematuhi rambu-rambu
lalu lintas dan yang paling mencolok adalah banyaknya pengendara yang masih
dibawah umur.
Beberapa waktu lalu tepatnya hari senin dan selasa
(5-6/11/12) bertempat di hotel Lombok Garden, Yayasan Astra Honda Motor bersama
dengan Kepolisian Republik Indonesia dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
secara bersama-sama telah bersepakat agar Pengetahuan tentang Etika Lalu Lintas
(ELL) bisa diintegrasikan kedalam Kurikulum sekolah. Apa yang melatarbelakangi
sehingga begitu pentingnya ELL ini terintegrasi ke dalam kurikulum????dalam
sambutannya Kapolda NTB melalui Kadit Lantas menyampaikan bahwa pada tahun 2011
korban kecelakaan Lalu lintas di Indonesia sudah melebihi korban perang dunia
kedua dan 70% dari korban tersebut adalah usia produktif (13 s/d 25 tahun)
kemudian jika dirata-ratakan maka setiap dua puluh jam sekali ada satu warga
indonesia yang meninggal akibat kecelakaan atau bisa dikatakan tiap tiga hari
ada dua orang meninggal akibat laka lantas ini. Sungguh sangat memprihatinkan
memang, dan jika dibiarkan terus terjadi apa yang akan terjadi dengan bangsa
Indonesia nantinya?sungguh banyak Bunga Layu sebelum Berkembang.
Inilah yang melatarbelakangi Yayasan Astra Motor dengan
menggandeng Kepolisian RI bersama Dinas pendidikan pemuda dan Olahraga mencoba
mengintegrasikan ELL ke dalam kurikulum sekolah. Pada tahap awal penerapan ELL
dilaksanakan di Tingkat SMP, SMA/SMK karena berdasarkan data di atas bahwa
korban kecelakaan sangat dominan pada usia-usia tersebut.
Sejauh ini hasil pengamatan yang dilakukan di wilayah
Taliwang dan Brang Rea banyak sekali ditemukan pelanggaran- pelanggaran yang
dilakukan oleh pengendara khususnya sepeda motor diantaranya adalah tidak
menggunakan helm, memacu kendaraannya dengan sangat cepat, pengedara kebanyakan
masih anak di bawah umur dan yang paling mengerikan adalah tidak mematuhi rambu
lalu lintas khususnya traffic light. Banyak sekali pengendara yang tidak
mengindahkan lampu merah dan menerobos sehingga beberapa kali hampir saja
terjadi laka lantas. Belum lagi pengendara yang suka memacu kendaraannya di
keramaian, sungguh sangat mengerikan. Oleh karenanya peran sekolah sebagai tempat
menimba ilmu sangat dibutuhkan agar pengetahuan Etika Lalu Lintas ini bisa
diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa.
Pada
tingkat SMP, SMA/SMK telah ditetapkan ada lima standar kompetensi dan sepuluh
kompetensi dasar yang akan diintegrasikan kedalam kurikulum diantaranya adalah
memahami bagian-bagian kendaraan, memahami fungsi perlengkapan kendaraan,
memahami ketentuan-ketentuan lalu lintas dan angkutan jalan, mewujudkan
keselamatan dan kenyamanan berkendara, dan mematuhi peraturan perundang-undangan
lalu lintas dan angkutan jalan. Jadi diharapkan melalui penguasaan dan
pengetahuan terhadap standar kompetensi di atas siswa bisa lebih sadar dan bisa
menumbuhkan jiwa yang taat terhadap ketentuan berlalu lintas dan menjadi
pengendara yang beretika sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. (c_benk
VH)
Seharusnya ada minimal satu orang yang diwawancarai
BalasHapus