Panjangnya musim kemarau membuat para petani berpikir keras, jika
harus menanam padi dapat dipastikan tanaman padi akan rusak karena kekurangan
air. Oleh karenanya petani mencoba peruntungan dengan menanami lahan sawah
mereka dengan tanaman ubi jalar. Akan tetapi peruntungan ternyata masih jauh
dari petani, panen dengan hasil memuaskan hanya menjadi mimpi yang mana ubi
jalar yang mereka tanam terserang hama.
Inaq Azizah adalah seorang petani ubi jalar di desa beru. Ia harus
memanen tanaman ubinya lebih awal karena jika tidak, dapat dipastikan kerugian
akan semakin besar. Berikut ini disajikan beberapa informasi tentang penyakit
umum yang menyerang tanaman ubi jalar sehingga nantinya diharapkan ada
antisipasi dari petani serta mengetahui teknik penanggulangannya.
Sumber: deputi menristek
pendayagunaan dan pemasyarakatan ilmu pengetahuan dan teknologi
Hama
a)Penggerek Batang Ubi Jalar Stadium hama yang merusak tanaman ubi
jalar adalah larva (ulat). Cirinya adalahmembuat lubang kecil memanjang (korek)
pada batang hingga ke bagian ubi. Didalam lubang tersebut dapat ditemukan larva
(ulat).
Gejala : terjadi
pembengkakanbatang, beberapa bagian batang mudah patah, daun-daun menjadi layu,
danakhirnya cabang-cabang tanaman akan mati.
Pengendalian:
(1) rotasi
tanamanuntuk memutus daur atau siklus hama;
(2) pengamatan tanaman pada stadiumumur muda
terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama >5 %, perludilakukan
pengendalian secara kimiawi;
(3) pemotongan
dan pemusnahan bagiantanaman yang terserang berat;
(4) penyemprotan
insektisida yang mangkus dansangkil, seperti Curacron 500 EC atau Matador 25
dengan konsentrasi yangdianjurkan.
b)Hama Boleng atau LanasSerangga dewasa hama ini (Cylas formicarius
Fabr.) berupa kumbang kecil yangbagian sayap dan moncongnya berwarna biru,
namun toraknya berwarna merah.Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun
sambil meletakkan telur ditempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas
menjadi larva (ulat),selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada
batang atau ubi yangterdapat di permukaan tanah terbuka.
Gejala: terdapat
lubang-lubang kecil bekasgerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan
berbau menyengat. Hamaini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah
berubi. Bila hama terbawaoleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi
hingga menurunkankuantitas dan kualitas produksi secara nyata.
Pengendalian:
(1) pergiliran
ataurotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi
jalar,misalnya padi-ubi jalar-padi;
(2) pembumbunan
atau penimbunan guludan untukmenutup ubi yang terbuka;
(3) pengambilan
dan pemusnahan ubi yang terseranghama cukup berat;
(4)
pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalarsecara periodik: bila
ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakanpengendalian hama
secara kimiawi;
(5) penyemprotan
insektisida yang mangkusdan sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau Monitor 200 LC
dengan konsentrasi yang
dianjurkan;
(6) penanaman
jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak;
(7) pemanenan
tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebihberat.
c)Tikus (Rattus rattus sp)Hama tikus biasanya menyerang tanaman
ubi jalar yang berumur cukup tua atausudah pada stadium membentuk ubi. Hama Ini
menyerang ubi dengan caramengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak
secara tidak beraturan.Bekas gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan
kadang-kadang diikutidengan gejala pembusukan ubi.
Pengendalian:
(1) sistem
gerepyokan untukmenangkap tikus dan langsung dibunuh;
(2) penyiangan
dilakukan sebaikmungkin agar tidak banyak sarang tikus disekitar ubi jalar;
(3) pemasangan
umpanberacun, seperti Ramortal atau Klerat.
Penyakit
a)Kudis atau Scab
Penyebab:
cendawan Elsinoe batatas.
Gejala: adanya
benjolan pada tangkaisereta urat daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk.
Tingkat serangan yangberat menyebabkan daun tidak produktif dalam melakukan
fotosintesis sehinggahasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan sama sekali.
Pengendalian:
(1)pergiliran/rotasi
tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit;
(2) penanaman ubi jalar bervarietas tahan
penyakit kudis, seperti daya dan gedang;
(3) kultur
teknikbudi daya secara intensif;
(4) penggunaan
bahan tanaman (bibit) yang sehat.
b)Layu fusarium
Penyebab: jamur
Fusarium oxysporum f. batatas.
Gejala: tanaman
tampak lemas,urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati. Cendawan fusarium
dapatbertahan selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan penyakit dapat
terjadimelalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit.
Pengendalian:
(1)
penggunaanbibit yang sehat (bebas penyakit);
(2) pergiliran
/rotasi tanaman yang serasi disuatu daerah dengan tanaman yang bukan famili;
(3) penanaman
jenis atauvarietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium
c)VirusBeberapa jenis virus yang ditemukan
menyerang tanaman ubi jalar adalah InternalCork, Chlorotic Leaf Spot, Yellow
Dwarf.
Gejala:
pertumbuhan batang dan dauntidak normal, ukuran tanaman kecil dengan tata letak
daun bergerombol di bagianpuncak, dan warna daun klorosis atau hijau
kekuning-kuningan. Pada tingkatserangan yang berat, tanaman ubi jalar tidak
menghasilkan.
Pengendalian:
(1)penggunaan
bibit yang sehat dan bebas virus;
(2)
pergiliran/rotasi tanamanselama beberapa tahun, terutama di daerah basis
(endemis) virus; (3)pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan.
d)Penyakit Lain-lainPenyakit-penyakit yang lain adalah,
misalnya, bercak daun cercospora oleh jamurCercospora batatas Zimmermann, busuk
basah akar dan ubi oleh jamur Rhizopusnigricans Ehrenberg, dan klorosis daun
oleh jamur Albugo ipomeae pandurataSchweinitz.
Pengendalian:
dilakukan secara
terpadu, meliputi perbaikan kulturteknik budi daya, penggunaan bibit yang
sehat, sortasi dan seleksi ubi di gudang,dan penggunaan pestisida selektif.
Semoga
bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita. (c_benk vh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar