Brang rea adalah salah satu kecamatan yang ada di lingkungan kab.Sumbawa Barat. Daerah ini dikenal dengan daerah yang sangat subur dikarenakan sumber air untuk masyarakat khususnya petani tidak putus sepanjang tahun. Ditambah lagi curah hujan di daerah ini tergolong sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Oleh karenanya daerah ini membutuhkan banyak tenaga untuk mengelola sumber daya yang ada khususnya dibidang pertanian.
Kampung dadakan tenaga kerja yang datang Meraup Peruntungan di Brang rea |
Profesi utama masyarakat brang rea adalah petani. Namun akhir-akhir ini banyak dari masyarakatnya menekuni profesi baru yaitu sebagai penambang emas tradisional. Banyak masyarakat yang tergiur dan beralih profesi untuk mendapat hasil dari tambang emas ini. Hal ini menyebabkan banyak lahan persawahan tidak dimanfaatkan secara optimal.
Masa panen padi sejak penanamannya kurang lebih selama empat bulan, jadi dalam satu tahun petani bisa melakukan 3 kali musim tanam. Dengan rutinnya masa tanam di daerah brang rea maka daerah ini juga bisa dikategorikan sebagai lumbung padi untuk daerah Sumbawa Barat bahkan produksi padinya bisa dikirim ke luar daerah.
Namun dibalik itu semua ada kendala yang dihadapi para petani. Selain kesulitan dalam mendapatkan pupuk, petani juga kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja dari daerah setempat untuk menggarap lahan pertanian. Mulai dari proses pembajakan, penanaman, bahkan sampai dengan masa panen dibutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit. Dengan kesulitan tadi maka alternatif lain untuk mendapatkan tenaga kerja adalah dengan mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah.
Selama ini para tenaga kerja yang dimanfaatkan berasal dari Bima, Lombok, bahkan sampai dengan Sumba. Para tenaga kerja merasa puas dengan hasil yang diperoleh dari pertanian di Brang Rea ini. Para pekerja bisa memperoleh penghasilan mulai dari Rp.60.000 sampai dengan Rp.120.000 perhari tergantung dari masing-masing kemamapuannya dalam bekerja. Seperti hasil wawancara dengan pak Ilham yang menceritakan bahwa selain mendapat upah dari proses panen, tanam, atau membajak para petani juga bisa meraih hasil lebih dari memikul karung berisi padi yang diupah mulai dari kisaran Rp.5.000 sampai dengan Rp.10.000 perkarung tergantung jarak sawah dengan jalan raya tempat kendaraan pengangkut. Alhasil amaq Mardan bisa mengantongi hingga Rp.120.000 perhari. Oleh karenanya daerah brang rea ini menjadi primadona untuk mendapatkan kerja musiman orang-orang dari luar daerah. Setidaknya bisa mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Namun jika menilik sisi lainnya, tenaga kerja ini datang biasanya dengan mengikutsertakan seluruh anggota keluarga tidak tekecuali anak-anaknya yang masih berada pada usia sekolah. Sehingga salah satu dampak yang ditimbulkan adalah hilangnya kesempatan anak untuk mengenyam pendidikan. Untuk itu kedepannya diharapkan agar para pekerja ini bisa memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan misalnya dengan mentipikannya pada keluarga yang berada di daerah asal sehinnga orang tua yang datang bekerja tanpa mengurangi hak anak untuk memperoleh pendidikan. (c_benk vh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar