Pelaksanaan perayaan hari raya Idul Adha atau disebut dengan Idul Kurban pada tahun ini dilaksanakan secara serempak di seluruh penjuru Negeri. Pada tahun 1432 H/2011 M ini hari raya Idul Adha jatuh pada hari minggu 6 Oktober 2011 yang ditandai dengan wukufnya Jamaah Haji di padang arafah.
Ada bermacam nilai yang dapat diambil dari peringatan hari raya idul adha yang telah dicontohkan oleh Nabi Allah Ibrahim AS dan Ismail AS yang salah satunya semangat berkurban.
Kisah Nabi Ibrahim dan putranya ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109. Dalam kisahnya diceritakan Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun diuji Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri. Perintah ini diterima oleh lewat mimpinya selama tiga malam berturut-turut. Hal ini membuat hati Nabi Ibrahim menjadi gundah dan penuh kebingungan. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Allah atau mempertahankan buah hati yang sangat disayangi yang artinya tidak mengindahkan perintahNya. Namun karena didasari ketakwaan maka perintah Allahpun dilaksanakan. Kisah tersebut merupakan gambaran kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan.
Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.
Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yaitu saleh secara spiritual dan saleh secara sosial. Kesalehan spiritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Allah. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga melibatkan sisi kemanusiaan.
Gambaran sisi kemanusiaan ini tergambar secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang peduli terhadap fakir miskin dan kaum dhu’afa. Dengan disyari’atkannya kurban ini kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.
Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan spiritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan spiritual dan kesalehan social. (c_benk vh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar