KM All In One

KM Serambi Brang rea melayani aneka Jasa seperti Instal Ulang Leptop, Print, Internet, Pulsa, Cetak Foto, Cetak Undangan, Laundry, Menjual/Menerima Pesanan Aneka Kue. Sekretariat : Jl. Baso Busing Desaberu Dsn Dangar Permai Hp: 081915984745/085338575577

Senin, 24 Oktober 2011

WARGA DESA DESABERU BRANG REA BERPERANG LAGI

sawah yang dipenuhi alat pengusir burung
Sudah menjadi tradisi di seputaran brang rea khususnya desa desaberu menjelang panen raya untuk mempersiapkan diri berperang melawan burung pipit yang datang menyerang padi yang telah kuning keemasan. Masa-masa menjelang panen tidak serta merta membuat para petani merasa bahagia akan tetapi saat-saat inilah para petani dibutuhkan lebih ekstra menjaga padi yang siap panen.
Setelah sholat subuh para petani bergegas menuju kesawah masing-masing untuk mengantisipasi serangan dari burung pipit. Seperti hasil pemantauan penulis terlihat bahwa burung-burung yang menyerang sawah petani bukan ratusan ekor akan tetapi mencapai ribuan ekor. Petani sudah berupaya menghalau dengan memasang orang-orangan sawah, menggantungkan benda-benda dari logam yang dapat menghasilkan bunyi-bunyian. Akan tetapi hal ini tidak menyurutkan upaya burung pipit untuk memakan padi para petani, seperti yang dikatakan Pak San seorang petani di desaberu. Ia juga menegaskan bahwa kami (para petani red.) harus bangun lebih pagi karena kami harus menyiapkan tenaga dan perlengkapan tambahan untuk mengusir burung.
Petani yang sedang menjaga sawah dari serangan burung

Petani biasanya membawa tambahan alat yang dibuat menyerupai bendera dari potongan kain yang diikatkan pada sebilah kayu. Alat ini kemudian dikibas-kibas sehingga mengahasilkan suara yang disertai dengan sorakan antar petani yang satu dengan yang lainnya. Burung pipit agresif menyerang antara pukul 06.00 pagi sampai dengan pukul 11.00 dan pukul 14.00 sampai dengan menjelang magrib. Jadi selang waktu yang ada dimanfaatkan oleh petani untuk beristirahat, hal ini terus berlangsung sampai dengan padi habis dipanen.
Untuk musim tanam ketiga tahun ini hasil yang diperoleh para petani diperkirakan jauh merosot dibanding musim tanam pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan pasokan air selama musim tanam jauh dari cukup yang diakibatkan musim kemarau berkepanjangan. Bahkan tidak sedikit petani yang mengalami kerugian karena gagal panen seperti dialami oleh petani yang bernama Abdurrahman. Ia juga mengeluhkan kurangnya pasokan air padahal ia sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit jumlahnya mulai dari membajak hingga pemupukan. Petani juga menaruh harapan agar keadaan yang dialami pada masa tanam kali ini tidak terulang lagi pada masa tanam berikutnya.(c_benk vh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar