Amaq Is disela aktifitas sebagai Marbot |
KM Serambi_Brang Rea – Patut dijadikan contoh dan motivasi
bagi kita untuk terus berusaha memberikan pendidikan setinggi-tingginya kepada
putra-putri kita dalam menghadapi persaingan hidup pada masa mendatang. Amaq Is
nama sapaannya adalah seorang pedagang pisau, sabit, cangkul dan barang
sehari-hari di Pasar Taliwang menuturkan kiat menjalani hidup dimasa sulit
tanpa mengabaikan pendidikan bagi putra-putrinya. Ini dibuktikan dengan berhasilnya
amaq Is dalam menyekolahkan putra-putrinya sampai pada perguruan tinggi.
Amaq Is yang nama aslinya Abu Bakar ini berasal dari Labuhan
Haji Lombok Timur dan telah tinggal di Taliwang lebih dari tujuh tahun. Ia
selama ini mengabdikan diri sebagai penjaga masjid alias “marbot” di kampung
bugis. Disela kegiatannya menjadi penjaga masjid ia juga mencari nafkah dengan
berjualan beberapa jenis alat kebutuhan sehari-hari. Ia juga telah dikarunia 5
orang putra dan 4 orang putri, ia juga menuturkan kalau saat ini putra-putrinya
sudah dewasa dan yang paling bungsu masih mengenyam pendidikan pada salah satu
perguruan tinggi di Bandung. Selain itu satu salah satu anaknya ada yang telah
bekerja di Jakarta, dan yang paling jauh saat ini ada putrinya yang sedang
berada di Australia dalam rangka dakwah sambil bekerja.
Memang sangat sulit pada awalnya bagi saya untuk meneruskan
pendidikan putra-putri saya sampai keperguruan tinggi karena saya tahu tidak
seberapa penghasilan yang saya dapatkan setiap harinya dengan berjualan pisau dan
sabit. Namun tekad keras putra-putrinya untuk mau bersekolah membuat saya tidak
memiliki pilihan lain selain mengikuti kehendak mereka. Pada masa awal pendidikan
memang saya sendiri yang mengusahakan membiyai segala macam kebutuhan mereka
namun tahun-tahun berikutnya mereka sudah mampu memenuhi kebutuhan mereka
sendiri dengan bekerja paruh waktu.
Saya hanya bertawakkal kepada Allah SWT dan selalu berdoa
mudah-mudahan saya senantiasa diberikan kemudahan dalam memenuhi segala
kebutuhan pendidikan putra-putri saya dengan terus dibarengi dengan ikhtiar
dengan berjualan di pasar taliwang. Ia menambahkan bahwa ia sangat bersyukur
karena putrinya yang berada di Australia telah memberikan hadiah berupa paket
umrah yang akan dilaksanakan pada bulan mendatang.
Sudah
sepatutnyalah bagi kita untuk terus mengusahakan memberikan bekal berupa pendidikan
kepada putra-putri kita, oleh karena tiada warisan yang paling berharga
daripada ilmu. Jika kita mewariskan harta tanpa ilmu maka tunggulah saatnya
harta itu akan habis akan tetapi jika kita mewariskan ilmu walau tanpa harta
maka harta akan bisa kita raih. Semangat yang telah dicontohkan oleh amaq Is
ini harus terus kita kobarkan dalam diri kita. Tidak sedikit pula kita melihat
di lingkungan kita keluarga yang diberikan harta melimpah malah mengesampingkan
pendidikan anaknya, anak-anaknya dibiarkan begitu saja sesuai keinginannya
sehingga pada akhirnya kesusahan yang dirasakan oleh orang tua dan si anak.
(c_benk vh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar